JURNAL DWI MINGGUAN 7 MODUL 2.3 COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK
Assalamualaikum wr. Wb
Salam guru penggerak!
Bergerak, Tergerak dan Menggerakan
Seperti biasa perkenalkan nama saya Arwin, SS, Gr Calon Guru Penggerak Angkatan 11 kabupaten Enrekang sulawesi selatan
Rekan pendidik yang terhormat, pada kesempatan kali ini di modul 2.3 tentang Coaching Untuk Supervisi Akademik, ada beberapa tahapan telah kami lalui seperti pada modul sebelumnya yang harus di eksplorasi semua, M-E-R-D-E-K-A (Mulai dari diri, Elaborasi konsep, Ruang kolaborasi, Demonstrasi kontekstual, Elaborasi pemahaman, Koneksi antar materi, dan Aksi nyata) serta sudah setengah dari keseluruhan modul yang kurang lebih berjumlah 10 modul dalam program guru penggerak ini.
Pada modul 2.3 Coaching Untuk Supervisi Akademik bahan pembelajaran sebagai konsep Coaching secara umum dapat didefinisikan sebuah proses yang berfokus pada sebuah solusi, berroientasi pada hasil sistematis, dan juga metode metode pengembangan diri, Ki Hadjar Dewantara menekankan bahwa tujuan pendidikan itu ‘menuntun’ tumbuhnya atau hidupnya kekuatan kodrat anak sehingga dapat memperbaiki lakunya. oleh sebab itu keterampilan coaching perlu dimiliki para pendidik untuk menuntun segala kekuatan kodrat (potensi) agar mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai manusia maupun anggota masyarakat.
Proses coaching sebagai komunikasi pembelajaran antara guru dan murid, murid diberikan ruang kebebasan untuk menemukan kekuatan dirinya dan peran pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan memberdayakan potensi yang ada agar murid tidak kehilangan arah dan menemukan kekuatan dirinya tanpa membahayakan dirinya. Sistem Among, Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani, menjadi semangat yang menguatkan keterampilan komunikasi guru dan murid dengan menggunakan pendekatan coaching. Tut Wuri Handayani menjadi kekuatan dalam pendekatan proses coaching dengan memberdayakan (andayani/handayani) semua kekuatan diri pada murid.
Sebagai seorang Guru (pendidik/pamong) dengan semangat Tut Wuri Handayani, maka perlulah kita menghayati dan memaknai cara berpikir atau paradigma berpikir Ki Hajar Dewantara sebelum melakukan pendampingan dengan pendekatan coaching sebagai salah pendekatan komunikasi dengan semangat among (menuntun). Dalam relasi guru dengan guru, seorang coach juga dapat membantu seorang coachee untuk menemukan kekuatan dirinya dalam pembelajaran. Pendekatan komunikasi dengan proses coaching merupakan sebuah dialog antara seorang coach dan coachee yang terjadi secara emansipatif dalam sebuah ruang perjumpaan yang penuh kasih dan persaudaraan.
Oleh sebab itu, empat (4) cara berpikir ini dapat melatih guru (coach/pamong) dalam menciptakan semangat Tut Wuri Handayani dalam setiap perjumpaan pada setiap proses komunikasi dan pembelajaran, Mentoring, Konseling, Fasilitasi dan training.
Mempelajari tentang percakapan coaching yang menjadi acuan interaksi antara Pemimpin Pembelajaran dan Kepala Sekolah (disebut sebagai coach) dan Rekan Sejawat (disebut sebagai coachee). Dibutuhkan kemampuan seorang coach untuk dapat menavigasi tujuan dan arah percakapan yang dibutuhkan coachee dengan menggunakan acuan interaksi berikut ini (Costa dan Garmston, 2016):
- Percakapan untuk perencanaan mungkin terjadi sebelum coachee (teman sejawat) akan memulai/ terlibat dalam suatu kegiatan atau melakukan suatu tugas. Selain itu percakapan untuk perencanaan bisa dilakukan sebelum memulai pendampingan kepada rekan sejawat. Pendampingan bersifat suatu pengembangan jangka pendek. Tujuan dari percakapan ini adalah merencanakan apa yang ingin dikembangkan coachee
- Percakapan untuk pemecahan masalah biasanya terjadi saat coachee menghadapi masalah, merasa buntu, merasa tidak jelas, merasa tidak berdaya, merasa tidak mampu, mengalami krisis, dan membutuhkan bantuan dari luar
- Percakapan untuk berefleksi terjadi setelah ada aktivitas yang dilakukan oleh coachee atau setelah coachee menyelesaikan tugas, dan saat coachee sedang ingin merefleksikan diri
- Percakapan untuk kalibrasi terjadi saat coachee ingin melakukan swanilai kinerja/perkembangannya terhadap suatu standar/kriteria dan saat perlu melakukan penyesuaian ulang atas rencana terhadap standar/kriteria tersebut. Seorang coach perlu memiliki kesadaran terhadap tujuan percakapan yang dibutuhkan coachee sesuai konteks dan ketersediaan waktu saat percakapan terjadi. Sehingga dalam satu percakapan bisa mencakup beberapa tujuan. Contoh: setelah melakukan percakapan kalibrasi, coachee memulai percakapan untuk membahas rencana kegiatan yang akan dilakukan. Di saat itu coach perlu menyesuaikan dan mengubah arah alur percakapan menjadi sebuah percakapan perencanaan. Atau di sebuah percakapan refleksi, coachee terlihat frustrasi atau bingung. Saat itu coach dapat membuat keputusan menggunakan alur percakapan untuk memecahkan masalah dan membantu menggali coachee memahami situasi/kondisi yang sedang dihadapi sehingga bisa membuat keputusan-keputusan yang sesuai untuk mengatasi situasi/kondisinya.
Sebelum membahas dan memberikan contoh alur yang spesifik dari setiap percakapan coaching di atas, kami perkenalkan acuan umum sebuah alur percakapan coaching yang akan membantu peran coach dalam membuat percakapan coaching menjadi efektif dan bermakna yaitu alur
TIRTA. TIRTA dikembangkan dari satu model umum coaching yang dikenal sangat luas dan telah banyak diaplikasikan, yaitu GROW model. GROW adalah kepanjangan dari Goal, Reality, Options dan Will. Pada tahapan 1)
- Goal (Tujuan): coach perlu mengetahui apa tujuan yang hendak dicapai coachee dari sesi coaching ini,
- 2) Reality (Hal-hal yang nyata): proses menggali semua hal yang terjadi pada diri coachee,
- 3) Options (Pilihan): coach membantu coachee dalam memilah dan memilih hasil pemikiran selama sesi yang nantinya akan dijadikan sebuah rancangan aksi.
- Will (Keinginan untuk maju): komitmen coachee dalam membuat sebuah rencana aksi dan menjalankannya. Alur percakapan coaching TIRTA dikembangkan dengan semangat merdeka belajar yang membuat kita memiliki paradigma berpikir, prinsip dan keterampilan coaching untuk memfasilitasi rekan sejawat agar dapat belajar dari situasi yang dihadapi dan membuat keputusan-keputusan bijaksana secara mandiri. Hal ini penting mengingat tujuan coaching yaitu untuk pengembangan diri dan membangun kemandirian. Melalui alur percakapan coaching TIRTA, kita diharapkan dapat melakukan pendampingan baik kepada rekan sejawat maupun muridnya. Dari segi bahasa, TIRTA berarti air. Air mengalir dari hulu ke hilir. Jika kita ibaratkan murid kita adalah air, maka biarlah ia merdeka, mengalir lepas hingga ke hilir potensinya.
- Facts (Peristiwa): Ceritakan pengalaman Anda mengikuti pembelajaran pada minggu ini atau pada saat menerapkan aksi nyata ke dalam kelas dan kepada rekan CGP? Apa hal baik yang saya alami dalam proses tersebut? Ceritakan juga hambatan atau kesulitan Anda selama proses pembelajaran pada minggu ini? Apa yang saya lakukan dalam mengatasi kendala tersebut?
Pengalaman saya pada waktu mempelajari modul 2.3
Pembelajaran pada minggu ini adalah merupakan pengalaman baru menurud saya, saya belajar tentang coaching yaitu penyelesaian masalah secara kolaborasi antara rekan cgp yang lain, dalam modul ini saya mempunyai pengalaman bagaimana menjadi seorang coach dan coachee, coach dan juga sebagai seorang Supervisor. Hal baik yang saya alami dalam proses tersebut adalah saya berlatih untuk menjadi pendengar yang baik, berusaha untuk menjadi orang yang sabar dan juga berusaha untuk memberikan pertanyaan pematik sehingga bisa menuntun coachee untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri dengan penerapan RASA. Hambatan dan kesulitan belum terbiasa dalam menagkap secara cepa tapa maksud dari coachee sehingga kadang lambat dalam merespon maksud dan tujuannya, kemudian yang saya alami adalah ketika menggunakan pertanyaan berbobot yang langsung bisa di pahami oleh coach dan coachee. Kita kadang belum terbiasa untuk menuntun orang lain dan memunculkan ide dari dalam diri orang tersebut dan juga kita mungkin belum terbiasa untuk sabar dalam menjadi pendengar. Yang saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah saya terus berlatih sehingga proses coaching ini menjadi suatu pembiasaan.
- Feelings (Perasaan): Bagaimana perasaan Anda selama pembelajaran berlangsung? Apa yang saya rasakan ketika menerapkan aksi nyata ke dalam kelas? Ceritakan hal yang membuat Anda memiliki perasaan tersebut.
Perasan pada saat mulai mempelajari modul ini adalah kata kata baru yang di temukan banyak dalam supervise akademik sehingga ada tantangan dalam mempelajari modul ini, seperti coaching, coach dan coachee, dalam mepraktikkan secaara langsung dengan rekan cgp lainnya perlu mepersiapkan diri dengan baik sehingga komunikasi dapat terjadi dengan baik dan saling merespon. Kemuidan saya menjadi orang yang sabar dan berusahan untuk selalu kreatif dalam membimbing seseorang dalam menyelesaikan masalahnya, hal ini dikarenakan saya menjadi pendengar yang setia dan fokus pada orang yang kita ajak coaching.
- Findings (Pembelajaran): Pelajaran apa yang saya dapatkan dari proses ini? Apa hal baru yang saya ketahui mengenai diri saya setelah proses ini?
Adapun pelajaran baru kompetensi inti dari coaching yang saya dapatkan diantaranya
- Kehadiran Penuh (presence) kemampuan untuk bisa hadir utuh bagi coachee sehingga badan dan pikiran, hati selaras saat sedang melakukan coaching. Sebagai peran coach Menjadi seorang pendengar yang baik memang perlu pembiasaan
- Mendengarkan aktif, coach yang baik akan mendengar lebih banyakdan lebihj sedikit berbicara. Jika mau menjadi seorang pendengar yang baik maka kita harus fokus pada cochee
- Mengajukan pertanyaan yang berbobot, pertanyaan yang di ajukan oileh seorang coachdiharapakan untuk menggugah coachee, Dalam menyelesaikan suatu masalah ternyata kita tidak harus datang kepada seorang ahli, kita hanya perlu datang kepada teman yang bisa kita ajak coaching dan mendengarkan dengan RASA.
- Coaching ternyata bisa menyelesaikan masalah baik itu masalah peserta didik maupun masalah kita pribadi.
- Agar bisa menjadi seorang coach yang baik maka perlu pembiasaan
- Future (Penerapan): Apa yang bisa saya lakukan dengan lebih baik jika saya melakukan hal serupa di masa depan? Apa aksi/tindakan yang akan saya lakukan setelah belajar dari peristiwa ini?
Hal yang bisa saya lakukan
- Saya akan berusaha pendengar dengan menggunakan RASA.
- Percakapan yang baik adalah dengan penerapan alur TIRTA
- Membuat pembiasaan coaching sebagai penyelesaian dari berbagai masalah
- Berbagi praktik baik tentang coaching kepada orang lain, kepala sekolah, dll
- Tiga kata kunci/frasa pada definisi coaching adalah Kemitraan, proses Kreatif dan memaksimalkan potensi.
- Focus pada solusi bukan pada masalah.
Komentari Tulisan Ini
Tulisan Lainnya
Prestasi Non Akademik Santri
Sejarah prestasi kembali ditorehkan oleh santri-santri SMP Darul Falah Enrekang dalam rangka memperingati HUT RI ke-79 di Kecamatan Enrekang. Dalam gelaran lomba kali ini, SMPs Da
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan - 5 Pembelajaran Untuk memenuhi
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan - 5 Pembelajaran Untuk Memenuhi Kebutuhan Belajar Murid OLEH : NAMA : ARWIN SEKOLAH
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1 Jurnal Dwi Mingguan 1.1
Jurnal Refleksi Dwi Mingguan 1 Jurnal Dwi Mingguan 1.1 TUGAS CGP ANGKATAN 10 TAHUN 2024 ARWIN, SS SMP PM DARUL FALAH ENREKANG KAB. ENREKANG SULSEL
Antusiasme Santri Mengikuti Seminar Literasi
Enrekang- Literasi membaca dan menulis di masa kini seperti sudah tak memilik daya tarik. Ia telah mati terkremasi oleh modernisasi. Intensitas penggunaan teknologi digital yang
Melangkah ke Babak Baru: 73 Siswa SMP Darul Falah Enrekang Resmi Lulus! TP 2022-2023
Enrekang, 8 Juni 2023 - Selamat kepada seluruh peserta didik kelas IX SMP Darul Falah Enrekang! Setelah menunggu dengan penuh harap dan kerja keras selama ini, akhirnya saat yan
SANTRI SMP DARUL FALAH ENREKANG MUHAMMAD SYAFIQ, MEWAKILI KABUPATEN ENREKANG DALAM AJANG PARALYMPIC DISABILITAS BERHASIL MERAIH DUA MENDALI PERAK TINGKAT PROVINSI SULAWESI SELATAN
Tampil yang kedua kalinya di ajang Pekan Paralympic tingkat Sulawesi Selatan tahun 2022,Santri kelas 7 Muhammad Syafiq menjalani debutnya dengan manis. Atlet Cabang Olahraga (Ca
ANBK Sukses Dilaksanakan di SMP Darul Falah Enrekang
Enrekang-Sejumlah santri yang berstatus sebagai Peserta Didik di SMP Darul Falah Enrekang telah mengikuti Kegiatan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) , Kegiatan ini sebagai pengg
JADWAL PELAKSANAAN UJIAN BERBASIS KOMPUTER TAHUN PELAJARAN 2021/2022
BISMILLAHIRAHMANIRAHIM Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Pelaksanaan Ujian Akhir Sekolah berbasis komputer akan dilaksanakan pada hari senin tanggal 9 Mei 2022 sampai 14 Mei
Refleksi Akhir Tahun 2021: Raih Peningkatan dalam Penilaian Kinerja
Memasuki penghujung tahun 2021, Direktorat Sekolah Menengah Pertama telah berhasil melaksanakan sejumlah program pada Bidang Tata Kelola, Bidang Peserta Didik, Bidang Penilaian dan Ku
5 Rekomendasi Buku Bacaan Untuk Mengisi Liburan
Sobat SMP, ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu liburan akhir semester ini. Selain dapat mencoba berkebun, Sobat SMP juga dapat mengisi waktu senggang